RUNTUHNYA PERAN POLITIK KAUM SANTRI ERA SULTAN AGUNG: Masuknya Pesantren Dalam Kuptasi Politik Mataram .

Riyadi, Muhammad Irfan and Rokamah, Ridho (2022) RUNTUHNYA PERAN POLITIK KAUM SANTRI ERA SULTAN AGUNG: Masuknya Pesantren Dalam Kuptasi Politik Mataram . CV. NATA KARYA, Ponorogo. ISBN 978-623-5346-29-8

[img]
Preview
Text
Scan Buku Runtuhnya - M Irfan Riyadi.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

"ABSTRAK

Sejarah Islamisasi Jawa, telah melahirkan institusi pendidikan Pesantren dan menempatkannya pada pusaran akselerasi percepatan penyebaran Islam seantero Jawa. Pesantren merupakan lembaga yang lahir akibat proses akulturasi dari model pendidikan Hindu-Jawa mandala yang elitis kemudian bertransformasi menjadi pesantren yang humanis merakyat. Pesantren pada perkembangannya berperan penting dalam membangun politik Islam kasultanan Demak. Para Walisanga yang notabene Kyai pesantren merupakan soko guru sekaligus pejuang dan pemelihara Kasultanan Demak, bahkan hingga era Kasultanan Pajang. Namun peran politik institusi ini melemah, bahkan nyaris hilang pada masa Kasultanan Mataram, Sultan Agung. Bahkan runtuh pada masa Amangkurat I dengan pembantaian 6000 Kyai dan santri dalam satu waktu.
Gambaran itu menimbulkan pertanyaan penting yang selanjutnya dibahas dalam penelitian, untuk diungkap sebab musabab dan factor yang melatar belakanginya, kenapa keruntuhan itu terjadi. disini muncul asumsi telah terjadi kooptasi pesantren dibawah politico cultural Mataram, hal itu dilakukan untuk mengangkat budaya Jawa diatas budaya Islam, Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan sejarah yang menggunakan sumber-sumber kepustakaan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: pertama, Peran politik Pesantren mengakibatkan terberangusnya Kerajaan Dalam kungkungan tokoh-tokoh agama khususnya eks pesantren walisanga, sehingga otoritas Sultan terhalang untuk memenuhi cita-cita besarnya menyamai kebesaran Majapahit di Nusantara. Kedua, dengan runtuhnya Pesantren terbukti pada Penetapan Sultan Agung sebagai Agung Binathara, yang memiliki kekuasaan absolut sebagai Tuhan yang ngejawantah (menjelma) di dunia, dengan kekuatan Supranaturalnya dan kekuasaan tanpa batas. Ketiga, dampaknya 1) Terjadi permusuhan antara Mataram dengan kalangan Pesantren, sehingga Amangkurat I pengganti Sultan Agung dengan semena-mena pembantaian Kyai dan kaum santri, 2) Melahirkan tradisi-budaya sinkretis Islam-Jawa tradisi Kraton Mataram, semisal upacara garebeg, tarian bedoyo tawang, kepercayaan kesaktian benda pusaka, dan paham Kejawen."

Item Type: Book
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220407 Studies in Religious Traditions (excl. Eastern, Jewish, Christian and Islamic Traditions)
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Dakwah > Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Depositing User: Eny Supriati
Date Deposited: 10 Apr 2023 01:41
Last Modified: 10 Apr 2023 01:41

Actions (login required)

View Item View Item