GERAKAN SOSIAL KEMANDIRIAN EKONOMI NAHDLATUL ULAMA PONOROGO (Studi Kasus PT. Bintang Sembilan)

Aminuddin, Luthfi Hadi and Ulfah, Isnatin (2019) GERAKAN SOSIAL KEMANDIRIAN EKONOMI NAHDLATUL ULAMA PONOROGO (Studi Kasus PT. Bintang Sembilan). Project Report. LPPM IAIN Ponorogo, Ponorogo.

[img] Text
01 DUMMY PENELITIAN 2019 LUTHFI.pdf

Download (3MB)
[img] Text
Outcome artikel penelitian 2019.pdf

Download (273kB)
[img] Text
829-837. SK Penelitian 2019.pdf

Download (17MB)

Abstract

Fenomena sosial tren busana syar’i dengan style besar, lebar, dan panjang yang digunakan muslimah di Indonesia, tidak terkecuali di Ponorogo tidaklah hadir dalam ruang hampa. Ada kondisi sosial, motif, kepercayaan, ataupun ideologi tertentu yang mempengaruhi fenomena tersebut. Dengan kata lain, tidak dapat dikatakan bahwa tren tersebut merupakan perwujudan menigkatnya kesadaran religius para muslimah. Untuk itu, perlu melihat konstruksi ideologi dan motif muslimah di Ponorogo di balik pilihan mereka berbu sana syar’I, yang dalam penelitian ini difokuskan pada jama’ah Pengajian Tasawuf Al-Hikam dan pengajar di SDIT Qurrota A’yun Ponorogo, Pokok masalah yang menarik dan problematik untuk dijadikan kajian dalam penelitian ini adalah: Bagaimana konstruksi ideologi di balik penggunaan busana syar’i pada jama’ah Pengajian Tasawuf Al-Hikam dan pengajar di SDIT Qurrota A’yun Ponorogo? Bagaimana motif para jama’ah Pengajian Tasawuf Al-Hikam dan pengajar di SDIT Qurrota A’yun Ponorogo dalam menggunakan busana syar’i? Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan pendekatan fenomenologis. Sedangkan teori yang digunakan adalah teori ideologi kapitalis-patriarkis dan teori tindakan sosial Max Weber. Setelah melakukan penggalian data dan analisis menda lam, peneliti menyimpulkan bahwa: (1) Busana syar’i yang dikenakan para informan masih berupa sistem penampakan yaitu berupa fashion dan simbol kepatuhan terhadap pihak yang mendominasi tubuhnya. Pada tataran itu, konstruksi ideologis yang berpengaruh di balik busana syar’i adalah ideologi kapitalis-patriarkis. (2) Sebagai suatu tindakan sosial, pilihan para informan menggunakan busana syar’i tidak bisa dilepaskan dari motif-motif tertentu yaitu motif rasional instrument di mana busana syar’i bagi para informan digunakan untuk tujuan tertentu seperti agar menjadi contoh positif; motif rasional nilai di mana tindakan busana syar’i didasarkan pada nilai-nilai absolut dari agama; motif afektif yaitu tindakan berbusana syar’i karena pertimbangan emosional informan, dan motif tradisional yaitu tindakan berbusana syar’i karena pertimbangan sudah terbiasa mengenakannya bertahun-tahun.

Item Type: Research (Project Report)
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220405 Religion and Society
Depositing User: Perpustakaan IAIN Ponorogo
Date Deposited: 19 Jun 2023 04:26
Last Modified: 19 Jun 2023 04:26

Actions (login required)

View Item View Item