PROGRESIVITAS NALAR FIQH NU: Kontribusi Metode Istinba>th al-Ah}kam Gus Baha Dalam Pemecahan al-Masa>’il al-Fiqhi>yah

Aminuddin, Luthfi Hadi and Ulfah, Isnatin and Ulfa`ngin, Nadia (2022) PROGRESIVITAS NALAR FIQH NU: Kontribusi Metode Istinba>th al-Ah}kam Gus Baha Dalam Pemecahan al-Masa>’il al-Fiqhi>yah. Project Report. LPPM IAIN Ponorogo, Ponorogo.

[img] Text
Artikel Penelitian 2022.pdf

Download (532kB)
[img] Text
Laporan Penelitian Tahun 2022.pdf

Download (1MB)
[img] Text
SK Penelitian 2022.pdf

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini mengkaji Sosok KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang terkenal dengan Gus Baha. Sosok Gus Baha merupakan representasi dari santri genuine produk pesantren an-sich. Menariknya, meskipun ia hanyalah lulusan pesantren dalam negeri dan tidak pernah kuliah, kapasitas dan kapabilitas kelimuaanya luar biasa dapat diterima dan dikagumi kalangan kampus. Khazanah ilmuannya yang diviralkan oleh para muhibbinnya melalui akun youtube, facebook, instragram, mendapatkan respon yang banyak dari para audiens. Setiap kontens pengajiannya maupun kontens tentang Gus Baha selalu ditonton oleh jutaan viwers. Hal ini cukup membuktikan bahwa Gus Baha merupakan sosok fenemenal yang mendapatkan perhatian dari khalayak umat. Penelitian tentang Gus Baha ini lebih difokuskan pada metode istinba>t{ Gus Baha dalam menjawab beberapa persoalan fiqh kontemporer (al-masa>’il al fiqhi>yah al-mu’a>s}irah). Gus Baha telah keluar dari tuduhan banyak khalayak yang mengatakan bahwa nalar fiqh pesantren (santri, kiai) apalagi yang tidak tersentuh oleh khazanah modernitas, akan cenderung rigid dan kaku dalam menjawab ataupun menyelesaikan persoalan hukum yang terjadi di masyarakat. Gus Baha membalikkan klaim skeptisitas itu semua. Setidaknya ada tiga hal sisi kemenarikan Gus Baha. Pertama, latar belakang pendidikan pesantren, menjadikan Gus Baha tetap menjunjung tinggi kitab kuning (tura>th) dalam menjawab berbagai persoalan yang muncul. Kedua, penghargaan yang tinggi terhadap kitab-kitab tura>th, tidak menjadikan Gus Baha berada pada posisi menerima begitu saja apa yang tertuang dalam berbagai kitab. Gus Baha tidak melakukan taqdi>s al-afkar al-di>niyah, mengkultuskan pendapat para ulama yang terabstaksikan dalam kitab-kitab fiqh, melainkan Gus Baha melakukan pembacaan ulang terhadap pendapat-pendapat tersebut dengan mengkorelasikan dengan kondisi saat ini. Ketiga, backgound Gus Baha sebagai h}afiz al-qur\a>n turut memberikan warna tersendiri bagi metode istinba>th} Gus Baha. Dalam berbagai masalah fiqh, Gus baha memberikan solusi/pemecahan dengan merujuk pendapat ulama yang terdapat dalam kitab kuning, sekaligus menunjukkan wajh al-istidlal dengan menggunakan al-qawa>’id al-fiqhi>yah dan al qaw>a’id al-ushuliyah

Item Type: Research (Project Report)
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220405 Religion and Society
Depositing User: Perpustakaan IAIN Ponorogo
Date Deposited: 19 Jun 2023 04:22
Last Modified: 19 Jun 2023 04:22

Actions (login required)

View Item View Item