EKSISTENSI PAKAIAN DI SEMENANJUNG ARAB DALAM SEJARAHISLAM

Sodikin, Ahmad and Khoiri, Miftachul (2023) EKSISTENSI PAKAIAN DI SEMENANJUNG ARAB DALAM SEJARAHISLAM. Jusma: Jurnal Studi Islam dan Masyarakat, 2 (1). pp. 34-45. ISSN p 2829-3487/ e 2829-3053

[img]
Preview
Text
1529-Article Text-4622-1-10-20230310.pdf

Download (861kB) | Preview

Abstract

Artikel ini mengkaji terkait eksistensi pakaian menurutsejarah Islam. Tujuannya adalahdapat memahami awal keberadaan perkembangan pakaian berdasarkan sejarah Islam yang dalam konteks sekarang disebut sebagai model pakaian syar’i. Pakaian ini juga dikaitkan dengan strata sosial bagi masyarakatyang ada saat itu. Artikel ini merupakan kajian pustaka, dengan menggunakan metode sejarah yakni: heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil kajian ini menunjukkan bahwapakaian merupakan benda yang digunakan untuk menutup tubuh manusia.Sedangankan dilihat dari fungsinyabahwa pakaian berfungsi sebagai penutup aurat, perhiasan, pelindung danidentitas diri. Dalam perkembangannya, pakaian umat Islam masih terpengaruh zaman Jahiliyah, yakni dalam berpakaian masih melihatkan sebagian aurat-auratnya atau lekuk-lekuk tubuhnya. Sehingga Ketika Islam datang, maka menegurnya dan memberikan nasihat agar berpakaian yang baik. Dalam perkembangannya di setiap wilayahSemenanjung Arabmemiliki pakaian yang berbeda, begitu pula cara menggunakannya. Sehingga masyarakat yang berada di Semenanjung Arab yang pindah dari suatu wilayah ke wilayah yang lain akanterpengaruholehcara berpakaian Masyarakat setempat dimana ia tinggal. Adapun jenis pakaian saat itu antara lain: Al-Marth,Ad-Dir, Qamish, Al-Khimar, Al-Izar dan ar-Rida`. Pada satu sisi bangsa Arab merupakan masyarakat yang majemuk terdiri dari berbagai lapisan yakni:raja, prajurit,bangsawan,masyarakat jelata, dan sebagainya. Oleh karena itu cara mereka berpakaian menjadi ciri-ciri stratasosial dalam masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari pakaian yang mereka kenakan yang menunjukkan adanya adu gengsi diantara mereka. Mereka yang berpakaian bagus dan indah menunjukan bahwa strata sosial mereka tinggi. Sebaliknya mereka yang berpakaian jelek menunjukan status sosialnya rendah. Dengan demikian pakaian sudah keluar dari fungsi yang sebenarnya, sebagaimana ajaran Islam yakni untuk menutup aurat, bukan untuk membungkus aurat.

Kata Kunci: Eksistensi, Pakaian, Sejarah Islam, Semenanjung Arab.

Item Type: Journal Article
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2201 Applied Ethics > 220199 Applied Ethics not elsewhere classified
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220405 Religion and Society
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Dakwah > Jurusan Sejarah Peradaban Islam
Depositing User: Eny Supriati
Date Deposited: 07 Aug 2023 01:34
Last Modified: 07 Aug 2023 01:34

Actions (login required)

View Item View Item