Rofiq, Ahmad Choirul and Ajhuri, Kayyis Fithri and Rifai, Ahmad (2020) Tradisi Historiografi Sirah Nabawiyah di Indonesia. Project Report. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat IAIN Ponorogo, Ponorogo.
|
Text
2020, SK Penelitian (25).pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
Laporan Penelitian 2020 Ahmad Choirul Rofiq.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
KH Muhammad Hasyim Asy’ari (14 Pebruari 1871 - 25 Juli 1947) menyusun buku al-Nur al-Mubin fi Mahabbah Sayyid al-Mursalin dalam rangka mendorong umat Islam agar mencintai Nabi Muhammad saw, dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt dan Rasulullah saw. Selain membahas biografi Nabi Muhammad saw, buku itu banyak menjelaskan kewajiban mencintai Nabi saw beserta pahala yang didapat, ziarah ke makam Nabi saw, syafa’at Nabi saw, tawassul, dan istighatsah sehingga buku itu relevan dengan keadaan umat Islam di Indonesia pada awal abad XX M yang mengalami kontestasi antara golongan modernis dan golongan tradisionalis. Dengan demikian, buku itu dapat menjadi argumentasi bagi kalangan tradisionalis. Beliau mempergunakan rujukan dari al-Qur’an, hadis Nabi saw, buku Sirah Nabawiyyah, dan buku-buku penunjang dengan tetap mengutamakan al-Qur’an dan hadis, meskipun sering tidak menyebutkan buku rujukan dalam pemaparannya maupun tidak pula mencantumkan buku-buku rujukan di daftar pustaka. Adapun terkait dengan eksplanasi historis, maka beliau tampak kurang mendalam ketika menjelaskan mengenai siapa, apa, kapan, bagaimana, dimana, dan mengapa yang berkaitan dengan peristiwa sejarah kehidupan Nabi Muhammad saw. Selain itu, beliau tidak melengkapi penjelasannya dengan gambar-gambar ilustratif. Hal itu dilakukan karena tujuan utama penulisan buku itu adalah untuk menyatakan pemikiran-pemikirannya dalam mendukung kegiatan-kegiatan keislaman yang sering dipersoalkan oleh kalangan modernis terhadap kalangan tradisionalis (Nahdlatul Ulama), terutama berkaitan dengan permasalahan mengenai syafaat Nabi Muhammad saw, permohonan syafaat kepada Nabi Muhammad saw, dan tawassul. Buku al-Nur al-Mubin fi Mahabbah Sayyid al-Mursalin merupakan pembelaan terbuka KH Muhammad Hasyim Asy’ari terhadap tradisi keagamaan kalangan Nahdlatul Ulama terkait dengan keimanan dan kecintaan kepada Rasulullah saw yang diyakini sudah sesuai dengan kebenaran ajaran agama Islam.
KH Moenawar Chalil (28 Februari 1908 - 23 Mei 1961) menulis buku Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad saw untuk memenuhi permohonan sebagian umat Islam agar menyusun buku biografi pemimpin besar (Nabi Muhammad saw) dengan bahasa Indonesia yang bersumber dari buku-buku sejarah berbahasa Arab yang terpercaya dan terbebas dari cerita-cerita palsu yang dikarang oleh musuh-musuh Islam atau sebagian orang Islam yang pengecut. Apalagi pada saat itu umat Islam Indonesia belum mempunyai buku sejarah Nabi Muhammad saw yang diterbitkan dengan bahasa Indonesia secara lengkap. Padahal penyebaran agama Islam di Indonesia memerlukan buku sejarah Nabi Muhammad saw agar kaum Muslimin dapat memahami biografi Nabi Muhammad saw dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian, buku ini merupakan Sirah Nabawiyyah berbahasa Indonesia pertama di Nusantara. Dalam penyusunan karyanya, beliau mempergunakan rujukan dari al-Qur’an, hadis Nabi saw, Sirah Nabawiyyah, dan buku-buku penunjang dengan mengutamakan al-Qur’an dan hadis. Beliau sangat sering menunjukkan sumber-sumber rujukan tersebut dalam pemaparannya dan kemudian menyebutkan kembali di daftar pustaka. Adapun terkait dengan eksplanasi historis, maka KH Moenawar Chalil berupaya menjelaskan peristiwa sejarah kehidupan Nabi Muhammad saw disertai analisis secukupnya dalam pemaparannya, tanpa melengkapi pemaparannya dengan gambar-gambar ilustratif. Beliau juga menghubungkan penjelasan Sirah Nabawiyyah dengan dorongan bagi umat Islam agar berjuang sekuat tenaga untuk membela dan memperjuangkan agama Islam, sebagaimana diteladankan oleh Rasulullah saw dan para Shahabat Nabi saw.
Muhammad Quraish Shihab (lahir 16 Februari 1944) menyusun buku Membaca Sirah Nabi Muhammad saw dalam Sorotan al-Qur’an dan Hadis-hadis Shahih pada awalnya untuk memenuhi permohonan sebagian umat Islam agar melakukan kajian (diskusi) mengenai sejarah kehidupan Nabi Muhammad saw dalam perspektif al-Qur’an, serta keinginannya untuk lebih mendalami tafsir al-Qur’an yang berkaitan dengan biografi Nabi Muhammad saw. Setelah terselesaikannya kajian Sirah Nabawiyyah itu, selanjutnya dipenuhi pula permohonan mereka untuk menulis sejarah hidup Nabi Muhammad saw. Beliau mempergunakan rujukan dari al-Qur’an, hadis Nabi saw, Sirah Nabawiyyah, dan buku-buku penunjang dengan mengutamakan al-Qur’an dan hadis, sebagaimana dikemukakannya di pengantar karyanya. Saat mengutip al-Qur’an dan menuliskan terjemahannya, beliau tidak sekedar menerjemahkannya secara tekstual, tetapi beliau menguraikan maksudnya sehingga penjelasannya tersebut serupa dengan tafsir al-Qur’an. Beliau sangat sering menunjukkan sumber-sumber rujukan tersebut dalam pemaparannya dan menyebutkan kembali rujukan-rujukan itu di daftar pustaka. Terkait dengan eksplanasi historis, maka Muhammad Quraish Shihab berupaya menjelaskan peristiwa sejarah kehidupan Nabi Muhammad saw disertai analisis kritis dalam pemaparannya, melengkapi pemaparannya dengan gambar-gambar ilustratif, dan sangat menonjolkan sisi kepribadian Nabi Muhammad saw yang manusiawi dan berakhlak mulia sehingga penjelasannya tidak berlebihan dalam menampilkan kemukjizatan maupun hal-hal luar biasa yang dimiliki Nabi Muhammad saw
Item Type: | Research (Project Report) |
---|---|
Keyword: | historiografi, sirah nabawiyyah |
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220499 Religion and Religious Studies not elsewhere classified |
Depositing User: | Dwi Eliana Sari |
Date Deposited: | 25 Oct 2024 05:16 |
Last Modified: | 25 Oct 2024 05:17 |
Actions (login required)
View Item |