Abid Rohmanu and Murdianto, Murdianto and Jamianto, Jamianto and Prasasti, Bagio and Sumarsono, Cokro Wibowo and Fikriawan, Suad and Hariyanto, Wahid and Rizal, Fitra and Antikasari, Tiara Widya and Supriati, Eny and Najib, M. Toha Ainun and Muchlis, Ibnu and Muslim, Abu (2021) STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF LINTAS SEKTOR. Technical Report. Balitbang Provinsi Jawa Timur, Balitbang Provinsi Jawa Timur.
|
Text
Laporan Riset Strategi Pengembangan Industri Kreatif Lintas Sektor 2021.pdf Download (5MB) | Preview |
|
|
Text
Laporan Riset Strategi Pengembangan Industri Kreatif Lintas Sektor 2021_compressed (2).pdf Download (3MB) | Preview |
Abstract
Provinsi Jawa Timur adalah barometer perekonomian nasional. Kenyataannya, belum semua aspek potensi ekonomi diaktualisasi secara maksimal, termasuk potensi industri kreatif. Secara nasional, Industri kreatif menjadi salah satu pilar utama ekonomi nasional karena kontribusinya yang signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Salah satu tiga besar industri kratif nasional adalah kerajinan tangan (kriya).
Ponorogo adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur yang mempunyai potensi kriya kulit. Di Ponorogo terdapat sentra-sentra kerajinan kulit, termasuk kerajinan seni reog. Keberadaan sentra-sentra ini terancam eksistensinya karena persoalan: kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia pelaku industri kreatif; permodalan, teknologi dan infra struktur, akses pasar dan jaringan.
Berbagai persoalan yang membelit kriya kulit perlu mendapatkan penanganan yang bersifat lintas sektor. Riset pengembangan ini menawarkan beberapa alternatif solusi yang melibatkan tanggung jawab four helix of innovation (komunitas pengrajin, pemerintah daerah, lembaga pendidikan dan lembaga permodalan/pelaku bisnis).
Secara lebih spesifik, riset pengembangan ini mempunyai tujuan sebagai berikut: (1) merumuskan pengembangan nilai (added value) rantai kegiatan produksi dari hulu hingga hilir (penyiapan bahan baku, produksi hingga pemasaran); (2) Mengusulkan strategi kemitraan industri kreatif kriya kulit; dan (3) menawarkan manual prosedur pengembangan industri kreatif kriya kulit lintas sektor.
Dengan kerangka teoritik yang telah disiapkan, riset pengembangan ini menyimpulkan tiga hal: (1) Added value industri kreatif diawali dari penyediaan bahan baku yang berkualitas dengan harga kompetitif. Di antara yang bisa dilakukan adalah mekanisme modern pemotongan hewan (RPH) dan pendirian industri penyamakan di Ponorogo, penyediaan tenaga profesioanal melalui pelatihan vokasional BLK dan pembukaan Program Studi Kriya Kulit di SMK. (2) Kemitraan untuk pengembangan industri kreatif di Ponorogo dibangun berdasar pada isu dan problem yang berkembang pada industri kreatif kulit di Ponorogo. Di antara isu tersebut adalah permodalan, penyiapan bahan baku, penyiapan dan regenerasi tenaga kerja profesional, dan pemasaran. Berdasar hal tersebut dirumuskan konsep kemitraan sesuai dengan konteks Ponorogo yang teramgkum pada prinsip four helix of innovation. (3) Tindak lanjut konkrit dari kemitraan adalah tersedianya manual prosedur atau SOP. Manual prosedur meliputi: manual prosedur penyiapan bahan baku, manual prosedur produksi, dan manual prosedur pemasaran baik yang bersifat online maupun offline.
Item Type: | Research (Technical Report) |
---|---|
Subjects: | 16 STUDIES IN HUMAN SOCIETY > 1605 Policy and Administration > 160509 Public Administration 16 STUDIES IN HUMAN SOCIETY > 1605 Policy and Administration > 160510 Public Policy 16 STUDIES IN HUMAN SOCIETY > 1605 Policy and Administration > 160511 Research, Science and Technology Policy 16 STUDIES IN HUMAN SOCIETY > 1605 Policy and Administration > 160512 Social Policy |
Divisions: | Fakultas Syariah > Jurusan Hukum Keluarga Islam |
Depositing User: | Eny Supriati |
Date Deposited: | 21 Nov 2024 05:37 |
Last Modified: | 06 Dec 2024 08:13 |
Actions (login required)
View Item |