Mujahidin, Anwar (2017) Living Qur`an; Resepsi al-Qur`an Pada Pegiat Komunitas Seni Reyog Ponorogo. Project Report. LPPM IAIN Ponorogo, Ponorogo. (Unpublished)
|
Text
a5 anwar.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Pegiat seni reyog Ponorogo sebagian besar adalah pemeluk Islam dan beberapa di antaranya penganut aliran kepercayaan. Meskipun demikian Islam mereka adalah Islam abangan (identitasnya saja), mereka tidak mengerjakan shalat dan puasa. Di antara mereka adalah pelaku kenakalan seperti mabuk dan berjudi. Perilaku pegiat seni reyog yang demikian, menjadikan hubungan antara komunitas reyog dengan komunitas santri menjadi unik dan khas. Adakalanya terjadi konflik sehingga mereka hidup dalam komunitas yang terpisah dengan kelompok masjid. Namun adakalanya mereka saling berkumpul terutama ketika selamatan. Kekhasan hubungan komunitas reyog dengan komunitas santri, adalah pada kesamaan pandangan bahwa ketaatan pada ajaran Islam adalah tujuan ideal yang menjadi impian baik komunitas reyog maupun santri. Banyak komunitas reyog yang kemudian berproses untuk mendekat ke masjid dan menjadi aktif beribadah. Masalah yang dianalisi dalam penelitian ini adalah bagaimana pegiat komunitas seni Reyog Ponorogo memahami kitab suci al-Qur`an?, dan bagaimana pegiat komunitas seni Reyog Ponorogo berinteraksi dengan al-Qur`an dalam konteks budaya lokal dan nilai-nilai universal?. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) dengan metode kualitatif deskriptif, yang bertujuan mendeskripsikan makna dan interaksi komunitas seni pegiat seni Reyog Ponorogo dengan kitab suci al-Qur`an.
Berdasarkan hasil analisis terhadap data-data yang telah disajikan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut ini:Pegiat komunitas seni Reyog Ponorogo kebanyakan adalah kelompok Islam abangan. Mereka semenjak kecil telah berinteraksi dengan kelompok santri, bahkan telah ikut belajar mengaji. Namun karena perhatian keluarga dan lingkungan yang longgar tehadap ajaran Islam, maka pendidikan agama mereka kurang mendapat perhatian. Perilaku mereka selama aktif di group reyog, jauh dari pedoman syariat Islam. Namun seiring berjalannya waktu, karena interaksi yang tidak putus dengan kelompok santri, maka pegiat seni reyog kembali aktif menjalankan kehiduapan keagamaan pada usia lanjut. Al-Qur`an mereka pahami sebagai petnjuk dan pedoman hidup. Namun karena keterbatasan ilmu mereka untuk mencapai pemahaman terhadap al-Qur`a, maka hubungan mereka dengan al-Qur`an dibangun dengan mendatangi pengajian kegamaan, mendatangi simaan al-Qur`an, atau mendatangkan para penghafal al-Qur`an untuk tadarus al-Qur`an pada momentum tertentu, seperti pada saat upacara mendirikan rumah baru.
Interaksi pegiat komunitas seni Reyog Ponorogo dengan kelompok Islam dibangun dalam forum-forum bersama seperti kegiatan bersih desa, grebeg suro, dan selametan. Kedekatan antara kelompok masjid dengan kelompok pegiat seni reyog, membuka pintu komunikasi antara mereka yang lebih positif. Sebagai hasil komunikasi yang persuasif dan didukung oleh pemerintah daerah, maka perilaku menyimpang dari pegiat seni reyog dapat dikurangi. Model pementasan reyog obyog yang penuh dengan kesan menakutkan, berbau minum-minuman keras dan urakan, kini telah berubah menjadi pentas seni yang menarik dan atraktif. Pegiat seni reyog kini telah banyak yang berbaur dengan kelompok masjid dan aktif dalam kegiatan keagamaan.
Item Type: | Research (Project Report) |
---|---|
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Dakwah > Jurusan Ilmu Al Qur’an dan Tafsir |
Depositing User: | Mr Anwar |
Date Deposited: | 08 Jan 2019 01:18 |
Last Modified: | 08 Jan 2019 01:18 |
Actions (login required)
View Item |