Mukhibat, Mukhibat (2016) Meneguhkan Kembali Budaya Pesantren dalam Merajut Lokalitas, Nasionalitas, dan Globalitas. KARSA: Jurnal Sosial dan Budaya Keislaman, 23 (2). pp. 177-192. ISSN 2442-4285
|
Text
Meneguhkan kembali.pdf - Published Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (290kB) | Preview |
Abstract
Pesantren dan ajaran-ajaran sosial keagamaannya merupakan topik kajian yang pelik dan menantang. Artikel ini dengan pendekatan analisis kritishistoris dan logika reflektif ingin menegaskan bahwa pesantren seharusnya bersikap arif dan hati-hati dalam menghadapi praktik purifikasi ekstrem dan gejala globalisasi. Usaha memurnikan Islam berakibat gagalnya memahami dalam mengidentifi-kasi kekuatan Islam untuk berdialog secara kreatif dengan budaya lokal. Sementara dengan adanya budaya modern dan perkembangan global, sebagian pesantren menampakkan sikap ambiguitas dan
ketidakjelasan arah serta tujuan dalam modernisasi pesantren. Pesantren kehilangan kemampuan mendefinisikan dan memosisikan dirinya di tengah realitas global, sehingga berada pada persimpangan jalan antara memertahankan tradisi dan mengadopsi perkembangan baru. Untuk itu, dengan melihat tradisi kultural pesantren yang melekat selama ini, pesantren harus mampu melakukan continuity and change untuk merekatkan nilai-nilai lokalitas, nasionalitas, dan globalitas. Dengan kata lain, masa depan pesantren
ditentukan oleh model pendidikan yang menautkan antara nilai-nilai kultural pesantren, kebangsaan, dan isu-isu kemanusiaan global.
Pesantren and its social religious teaching is a complex and challenged issue. This paper analyzed with the historical-critical approach and reflective logic
was aimed to claim that pesantren should behave wisely and carefully to confront extremely purification movement and globalization symptom. To purify Islam leads to the failure to understand and identify Islamic power to discuss creatively with local wisdom. Whereas, with the global growth and modern culture, some pesantrens show an ambiguity and unclear direction and the goal in modernizing pesantren. Pesantren has missed its ability to define
and place its position amid global reality at the intersection of maintaining the tradition and adopting the new development. For that, with the strong of pesantren cultural tradition, pesantren must be able to make continuity and change to bind local, national, and global values. In other words, the future of pesantren is determined by an education model which relates pesantren cultural values, nationality, and global human issues.
Item Type: | Journal Article |
---|---|
Keyword: | Budaya pesantren, tradisi, keindonesian, globalisasi, continuity and change |
Subjects: | ?? 200 ?? ?? 2X7 ?? |
Divisions: | ?? s1_mpi ?? |
Depositing User: | Mr Kardi Kardi |
Date Deposited: | 02 Mar 2017 14:26 |
Last Modified: | 02 Mar 2017 14:26 |
Actions (login required)
View Item |